Kinerja Tiphone Mobile Di 2017 Kurang Bagus
Tuesday, 2 January 2018
Add Comment
Tiphone Mobile Indonesia (TELE) merupakan salah satu emiten yang yang bergerak dalam perdagangan handphone, voucher pulsa dan perdana serta bermacam layanan kebutuhan mengenai handphone. Pada 2 tahun yang kemudian di tahun 2016 aku membuat artikel mengenai saham TELE yang terlihat prospektif kepada investasi di harga 600-an. Kini harga saham TELE sudah di level 800-an dan prospeknya tak sebagus dulu. Perkembangan teknologi membuat kinerja TELE agak tertekan. Berikut ini yaitu ulasan mengenai saham TELE:
![]() |
Gerai TELE |
Kendati pendapatan TELE bertumbuh namun pertumbuhannya tak signifikan. Tercatat di laporan keuangan tahun 2017 TELE membukukan pendapatan sebesar Rp 27,91 triliun dan hanya meningkat 2,21% dari pendapatan Rp 27,31 triliun di tahun 2016. Laba kotornya menurun -2,07% dari Rp 1,58 triliun menjadi Rp 1,54 triliun. Laba bersihnya juga menurun lebih besar yakni -10,81% dari Rp 468,87 miliar menjadi Rp 418,16 miliar. Tercatat margin keuntungan kotor menurun dari 5,78% menjadi 5,54% dan margin keuntungan higienis juga menurun dari 1,71% menjadi 1,49%. Hal ini membuktikan bahwa TELE kesulitan dalam membukukan pertumbuhan dan lebih tak efisien dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Kinerja Bisnis Voucher Pulsa Menurun
Bisnis pulsa TELE sebagai penyumbang pendapatan terbesar tercatat mengalami penurunan dari Rp 21,92 triliun menjadi Rp 20,69 triliun atau menurun sebesar -5,58%. Padahal lini bisnis pulsa yaitu penyumbang pendapatan terbesar bagi TELE yakni sebesar 74,2%. Terjadi perubahan tren konsumsi penggunaan pulsa di masyarakat. Dulu pulsa sangatlah penting kini ini orang-orang cenderung membeli dalam bentuk data dan voucher pulsa tak lagi begitu diminati oleh pasar. Oleh alasannya yaitu itu TELE harus melaksanakan transformasi besar-besaran kepada menyesuaikan diri pada perubahan pasar ini. Namun untungnya bisnis penjualan telepon seluler meningkat pesat dari Rp 5,38 triliun menjadi Rp 7,21 triliun yang membuat pendapatan TELE tetap bertumbuh. Namun nampaknya margin penjualan telepon seluler masih kalah dibandingkan dengan penjualan pulsa yang tercermin dari penurunan keuntungan baik kotor inginpun bersih.
3. Valuasi Saham TELE
Dengan memakai teladan laporan keuangan 2017, saham TELE yang ketika ini di harga 800 dihargai dengan PER sebesar 14 dan PBV sebesar 1,6. Sebenarnya harga saham TELE ini cukup standar alasannya yaitu administrasi memproyeksikan pertumbuhan sebesar 11% di tahun 2018 ini. Namun melihat terdapat tekanan pada lini bisnis utama TELE membuat sahamnya kurang prospektif. Lagipula harga saham TELE ketika ini mempunyai kecenderungan downtrend dan sudah turun sebesar -16% dalam setahun terakhir.
Kesimpulan:
Saham TELE mengalami perubahan mendasar dari yang gres sajanya prospektif kini menjadi kurang manis kepada investasi. Investor disarankan kepada menunda kepada membeli saham ini atau bagi yang sudah punya sanggup mengurangi porsi pada saham ini dan beralih pada saham yang lebih prospektif.
PS Ini hanyalah sekedar gosip kepada para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini menurut fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
PS Ini hanyalah sekedar gosip kepada para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini menurut fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
Sumber https://www.stockdansaham.com/
0 Response to "Kinerja Tiphone Mobile Di 2017 Kurang Bagus"
Post a Comment