Melihat Prospektus Ipo Gihon Telekomunikasi Indonesia

Pada bulan April nanti Bursa Efek Indonesia akan kedatangan emiten gres yaitu PT Gihon Telekomunikasi Indonesia yang rencananya akan listing pada tanggal 9 April 2018 di BEI. Sebelumnya juga ada emiten yang bergerak pada bidang yang sama yaitu konstruksi menara telekomunikasi yaitu PT LCK Global Kedaton Tbk. (LCKM) yang mencatatkan diri di bursa pada tanggal 16 Januari 2018. Industri telekomunikasi lagi berkembang dan ini menjadi prospek yang manis kepada membuatkan usaha. Gihon akan melepaskan 33,49% dari modalnya atau sebanyak 200 juta lembar saham dengan harga Rp 1100 hingga Rp 1300 per lembarnya. Dari agresi ini maka perseroan akan bisa mengumpulkan dana sebesar Rp 220 miliar hingga kemudian Rp 260 miliar. Berikut ini prospeknya dari ringkasan yang ada di prospektusnya:

 Pada bulan April nanti Bursa Efek Indonesia akan kedatangan emiten gres yaitu PT Gihon Te Melihat Prospektus IPO Gihon Telekomunikasi Indonesia


Sekilas Mengenai PT Gihon Telekomunikasi Indonesia
PT. Gihon Telekomunikasi Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 27 April 2001, dengan bidang perjuangan utamanya yaitu Tower Telekomunikasi. Tim inti mempunyai pengalaman di Tower and Cellular Industri semenjak tahun 1996. Layanan utama Gihon mencakup Jasa Teknik, Desain, Konstruksi, Instalasi dan Integrasi Jaringan, yang didedikasikan kepada Industri Telekomunikasi. Saat ini Gihon telah menjadi Perusahaan Investasi dengan membuatkan Portofolio di Industri Leasing Tower, Utilitas, Mikrokontroler, Serat Optik dan Jaringan Aktif.

Kegiatan Usaha
Kegiatan perjuangan PT Gihon Telekomunikasi meliputi:
Penyewaan tower space pada menara telekomunikasi/ tower space leasing 
Kegiatan perjuangan utama Perseroan ialah penyewaan tower space pada menara telekomunikasi yang dimiliki oleh Perseroan. Perseroan menyewakan tower space kepada operator telekomunikasi kepada keperluan transmisi sinyal bunyi (voice) dan data nirkabel.

Pendapatan sewa menara
Pendapatan sewa dibayarkan dimuka secara bulanan, kuartalan atau tahunan oleh penyewa menara telekomunikasi Perseroan. Pendapatan sewa rata-rata yang diterima dari penyewa gres pada umumnya bersifat tetap (fixed) sepanjang periode sewa awal dan jumlahnya sanggup bervariasi menurut faktor berikut ini :
• Lokasi menara telekomunikasi (termasuk biaya sewa lahan);
• Jumlah peralatan antena milik penyewa yang diletakkan pada menara;
• Spesifikasi shelter dan ground space yang dibutuhkan kepada menempatkan peralatan elektronik dan lainnya kepada antena;
• Ketentuan pembayaran;
• Tipe dan ketinggian menara;
• Penempatan antena pada menara telekomunikasi.
Perseroan sangat bergantung pada kontrak jangka panjang dengan pelanggan Perseroan. Salah satu faktor risiko perjuangan Perseroan ialah pendapatan Perseroan bergantung pada pendaparan sewa jangka panjang dari pelanggan Perseroan.

Pendapatan pemeliharaan menara
Perseroan juga mendapatkan pembayaran atas biaya pemeliharaan. Pendapatan pemeliharaan merupakan pendapatan tetap (fixed), kepada biaya keamanan, perbaikan dan pemeliharaan sites menara serta back-up listrik. Pendapatan pemeliharaan juga diterima dimuka secara bulanan, kuartalan atau tahunan dari penyewa menara.

Sewa lahan kepada sites menara telekomunikasi
Sebagian besar sites menara telekomunikasi berdiri di atas sebidang lahan yang disewa oleh Perseroan melalui perjanjian sewa lahan atau perjanjian sewa gedung dengan pemilik properti. Perseroan pada umumnya mempunyai Perjanjian Sewa Tanah dengan jangka waktu 10 - 12 tahun, lagikan jangka waktu perjanjian antara Perseroan dengan penyewa pada umumnya ialah 10 tahun. Perseroan berusaha kepada menghindari perlunya melaksanakan perpanjangan Perjanjian Sewa Tanah selama masa sewa tower space pada properti yang terkait. Biaya sewa lahan pada umumnya telah seluruhnya dibayar dimuka kepada jangka waktu perjanjian. Biaya sewa lahan kemudian diamortisasi sesuai dengan periode perjanjian sewa lahan. Disebabkan pembayaran sewa lahan dimuka umumnya cukup signifikan dibandingkan dengan nilai properti, Perseroan berkeyakinan bahwa sewa lahan akan gampang kepada dilakukan dan diperpanjang.

Biaya Operasional
Beban operasional Perseroan utamanya terdiri dari biaya perbaikan dan pemeliharaan, kompensasi dan biaya manfaat karyawan dan utilitas, ibarat biaya listrik kepada mengoperasikan peralatan antena pada sites menara Perseroan, yang kebanyakan dibayarkan eksklusif oleh penyewa. Biaya operasional pada umumnya meningkat sejalan dengan tingkat inflasi, dan bertambah seiring dengan penambahan jumlah penyewaan. Disebabkan biaya-biaya tersebut relatif tetap (fixed), biaya operasional komplemen kepada penambahan kolokasi relatif lebih kecil. Portofolio sites Perseroan mempunyai kebutuhan belanja modal yang minimal, kecuali kepada perkuatan fisik menara pada menara tertentu yang telah mencapai kapasitas strukturnya.

Prospek Usaha
Peningkatan yang besar lengan berkuasa dari jumlah BTS dan menara telekomunikasi selama sedikit tahun terakhir dipicu oleh peningkatan kemudian lintas komunikasi bunyi dan data, pergeseran dari komunikasi bunyi ke data, undangan konsumen kepada kualitas yang lebih tinggi dan pergeseran teknologi dari 2G ke 3G kemudian ke 4G LTE. Penyelesaian refarming frekuensi 1.800 MHz pada final 2015, akan membuka jalan bagi peluncuran nasional layanan 4G LTE. Operator telah mulai mengatakan layanan 4G di kota-kota tertentu dan meningkatkan infrastruktur kepada memperluas cakupan nasional. Hal ini akan membantu memicu peningkatan undangan komplemen menara telekomunikasi sejalan dengan pembangunan jaringan operator. 

Perusahaan penyewaaan menara telekomunikasi independen telah mengambil pangsa pasar yang signifikan selama tiga tahun terakhir dan akan terus meningkatkan pangsa pasar mereka alasannya ialah operator utama ibarat Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Ooredoo tak berfokus dalam membangun menara tambahan. Operator tersebut mengalihkan pembangunan menara kepada perusahaan menara independen kepada mengurangi biaya belanja modal mereka, sesampai kemudian membuat potensi pertumbuhan yang besar kepada perusahaan menara independen yang telah mapan. Perseroan berkeyakinan bahwa hampir seluruh pertumbuhan menara gres akan diarahkan kepada perusahaan menara independen. Secara umum, kolokasi pada menara yang dimiliki oleh perusahaan menara independen lebih tinggi dibandingkan kolokasi pada menara yang dimiliki perusahaan telekomunikasi terutama kerena status independen dari perusahaan menara independen. Karenanya, Perseroan memperkirakan bahwa dominan pembangunan dari operator telekomunikasi akan menguntungkan perusahaan – perusahaan menara independen. 

Perseroan berkeyakinan bahwa struktur industri penyewaan menara cukup menarik kepada jangka panjang alasannya ialah pelanggan cenderung memperpanjang kontrak penyewaan dengan mempertimbangkan biaya yang tinggi kepada relokasi peralatan. Hilangnya pendapatan dari relokasi peralatan dan perubahan konfigurasi jaringan juga menjadi faktor komplemen yang penting dalam hal ini. Meskipun industri penyewaan menara di Indonesia pada umumnya belum melalui tahapan perpanjangan kontrak, Perseroan berkeyakinan bahwa tingkat perpanjangan kontrak historis yang tinggi di pasar lain ibarat Amerika Serikat merupakan indikator yang besar lengan berkuasa akan kecukupan perpanjangan kontrak penyewaan menara di Indonesia.

Kinerja Gihon Telekomunikasi Sebelum IPO
Dilihat secara sekilas pendapatan Gihon selalu meningkat setiap tahun. Pendapatan Perseroan naik sebesar 18.94% menjadi Rp67.764 juta kepada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2017 dari Rp56.975 juta kepada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2016 disebabkan oleh peningkatan pendapatan sewa sehubungan dengan penambahan jumlah menara yang efektif di tahun 2017 yaitu sebanyak 46 new sites dan 8 kolokasi. Laba komprehensif tahun berjalan Perseroan naik sebesar 123,61% menjadi Rp21.534 juta kepada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2017 dari Rp9.630 miliar kepada periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir 30 September 2016. Kinerja ini cukup baik dan memperlihatkan pertumbuhan setiap tahunnya.

Valuasi Harga Saham
Gihon mengatakan sahamnya di harga Rp 1100 hingga kemudian Rp 1300. Bila seandainya diukur dari kinerja keuangannya di tahun penuh 2016 maka Gihon akan mempunyai valuasi PER 73,5x hingga kemudian 86x. Namun pada periode September di tahun 2017 Gihon membukukan keuntungan higienis yang meningkat drastis hingga kemudian 130% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2016. Bila melihat laporan keuangan yang gres maka Gihon sanggup dihargai dengan PER 30,6x hingga kemudian 36x yang artinya cukup premium. Sebagai pembanding saja TOWR dihargai dengan PER 14,6x dan TBIG mempunyai PER 23,7x di harga sekarang. Ketika LCK Global Kedaton (LCKM) IPO di harga 208, LCKM dihargai dengan PER 20,8. Ini artinya saham Gihon cukup mahal dibandingkan dengan yang lain.

Kesimpulan:
Sektor infrastruktur telekomunikasi lagi berkembang pesat sesampai kemudian banyak perusahaan yang berekspansi. Gihon telekomunikasi mempunyai kinerja yang tidak mengecewakan terutama di final tahun 2017 namun harga sahamnya di rentang 1100-1300 cukup tinggi dan kurang menarik apabila dilihat dari kinerjanya sebelum IPO. Prospektusnya sanggup dilihat disini

PS: Ini hanyalah sekedar isu kepada para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini menurut fakta-fakta yang ada. 
Dislaimer ON!

Sumber https://www.stockdansaham.com/

0 Response to "Melihat Prospektus Ipo Gihon Telekomunikasi Indonesia"

Post a Comment