Saham Dividen Yang Manis Dibeli Pada Juni 2018
Tuesday, 2 January 2018
Add Comment
Saat ini kondisi pasar cenderung sangat fluktuatif dan tak kondusif. Sejak awal tahun hingga kemudian 6 bulan ini pasar sudah mengalami penurunan yang cukup lumayan. IHSG sudah turun lebih dari -8,8% dan pelemahan Rupiah terhadap US Dollar menembus level Rp 14.000/USD. Pasar ketika ini terlihat tak aman ditambah dengan pertumbuhan ekonomi Q1 2018 yang hanya 5,06% saja dari sasaran pemerintah yang sebesar 5,4% pada tahun ini sesampai kemudian menimbulkan banyak koreksi dari para analis. Namun kendati semua itu berinvestasi harus tetap berjalan ibarat biasanya dengan terus mencari bermacam peluang ditengah bermacam kondisi perekonomian. Oleh alasannya itu setiap bulan lebih baik kepada berinvestasi secara rutin.
Penurunan yang sangat tajam membuat banyak saham-saham menjadi terdiskon dan nilai dividen yieldnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Membeli saham dividen merupakan seni administrasi investasi yang cantik dalam jangka panjang alasannya selain keuntungan kapital gain investor juga mendapat dividen rutin setiap tahunnya. Tidak semua dividen mempunyai kualitas yang sama sesampai kemudian saya selalu merekomendasikan saham-saham dividen yang berkualitas sesampai kemudian nilai dividennya pun sanggup bertumbuh di masa depan mengikuti kinerja perusahaannya. Berikut ini merupakan saham-saham dividen yang sanggup dilirik di bulan Juni:
1. Panca Budi Idaman (PBID)

2. Mitrabara Adiperdana (MBAP)
Kenaikan harga batubara dalam sedikit tahun terakhir ini mendongkrak kinerja banyak perusahaan batubara. MBAP merupakan perusahaan pertambangan batubara yang mempunyai kualitas premium dan secara konsisten mempunyai kinerja yang meningkat. Laba MBAP di tahun kemudian meningkat hingga kemudian 116% alasannya didorong peningkatan kapasitas produksi dan kenaikan harga batubara dan kinerja pertumbuhan tersebut masih terlihat berlanjut pada Q1 2018. Yang menarik dalam saham MBAP ini ialah nilai dividennya yang sangat besar. Tercatat MBAP menawarkan dividen sebesar Rp 512/lembar yang mencerminkan nilai dividen yield sebesar 13,8% diharga 3700. Dividen yield yang besar bukan merupakan dividen itu cantik namun kita harus melihat apakah dividen yield tersebut sanggup bertahan atau tak. Laba bersihnya di tahun 2017 tercatat sebesar Rp 670/lembar dengan kurs Rp 14.000/USD. Itu artinya MBAP masih menawarkan dividen dibawah keuntungan bersihnya yang berarti hal tersebut masih masuk akal kendati terlalu royal dengan dividen payout ratio (DPR) sebesar 76%. Namun dividen yield yang besar tersebut alasannya valuasi saham MBAP yang murah dengan PER 5,5. Bila MBAP bisa membukukan kinerja yang berlanjut kepada meningkat di tahun 2018 maka dividen MBAP akan meningkat dan merupakan kabar baik kepada pemegang sahamnya.
3. Wika Gedung (WEGE)
WEGE merupakan salah satu saham BUMN yang dianggap remeh oleh pasar. Saat ini WEGE ada di level 220 yang sangat jauh dari harga IPOnya di harga 290. Beruntunglah investor yang tak membeli saham WEGE pada ketika IPO alasannya harganya sudah jauh dibawah sekarang. Bila berbicara pergerakan harga saham WEGE maka tak terlihat menarik namun dibalik pergerakan sahamnya WEGE mempunyai mendasar yang kuat. Baru IPO WEGE telah mencatatkan kinerja yang baik dengan keuntungan higienis yang meningkat 78,6% dan pendapatan meningkat sebesar 110,3% pada Q1 2018 melanjutkan pertumbuhannya yang pesat di tahun lalu. Kendati demikian saham WEGE hanya mondar-mandir dibawah harga IPO. Di harga 220 WEGE hanya dihargai dengan PER 7,1 dan PBV 1,1. Manajemen cukup konservatif dengan memproyeksikan pertumbuhan keuntungan higienis sebesar 40% di tahun 2018 ini. Saat ini nilai kontrak sejalan dengan sasaran dan kinerjanya yang diproyeksi bertumbuh pesat membuat saham WEGE sangat undervalue sekarang. Bila kita menawarkan valuasi konservatif dengan PER 10 pada saham WEGE dengan proyeksi keuntungan 2018 maka saham WEGE mempunyai nilai masuk akal sebesar 440 atau dua kali dari harga sekarang. Baru IPO, WEGE sudah menawarkan dividen yang nilai yieldnya sebesar 2,7% di harga 220. Nilai dividennya kecukupan besar bertambah seiring pertumbuhan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Kesimpulan:
Pasar saham yang fluktuatif dan tak menentu bukanlah menjadi penghalang bagi investor kepada tetap berinvestasi. Kita harus tetap mencari peluang-peluang yang potensial di pasar saham. Dua saham teratas mempunyai pergerakan yang naik-naik ke puncak gunung yang artinya cantik dan yang terakhir hanya mondar-mandir bukan berarti tak cantik namun itu artinya pasar masih belum mengakui potensinya.
Sumber https://www.stockdansaham.com/
0 Response to "Saham Dividen Yang Manis Dibeli Pada Juni 2018"
Post a Comment