Tahun 2017 Emiten Retail Lesu
Tuesday, 2 January 2018
Add Comment
Emiten retail ternyata terbukti tak sanggup dikatakan sebagai emiten yang kebal terhadap ekonomi. Buktinya di tahun 2017 emiten retail membukukan kinerja yang menurun. Hal itu membuat berinvestasi di emiten retail juga mempunyai risiko menyerupai halnya berinvestasi pada saham yang lain. Emiten retail yang didaulat sebagai perusahaan yang mempunyai kekuatan ekonomi yang besar alasannya ialah sanggup bertahan di segala ekonomi ternyata tak demikian. Bahkan hal tersebut juga melanda kinerja dari emiten retail yang menyediakan bermacam macam kebutuhan sehari-hari yaitu Alfamart (AMRT).
Lihat saja kinerja dari Matahari Department Store (LPPF) yang membukukan keuntungan turun -5% dan pendapatan hanya naik tipis 1%. Matahari Putra Prima (MPPA) yang mengoperasikan gerai Hypermart terpukul dengan pendapatan yang turun 7% dan malah merugi di tahun 2017 padahal di 2016 MPPA masih membukukan keuntungan. Lebih parahnya lagi ialah dongeng mengenai emiten ritel Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) yang mengoperasikan gerai Alfamart membukukan keuntungan anjlok -50% kendati nilai penjualannya meningkat sebesar 9% begitupula dengan anak usahanya yaitu Midi Utama (MIDI) yang mengoperasikan gerai Alfamidi. Padahal Alfamart dan Alfamidi merupakan gerai minimarket yang menjual barang kebutuhan sehari-hari di pinggir jalan. Seharusnya dengan ekonomi yang masih bertumbuh emiten menyerupai ini masih membukukan pertumbuhan. Namun nyatanya tak. Kendati demikian emiten ritel menyerupai MAPI malah membukukan kenaikan pendapatan sebesar 15% dan keuntungan higienis sebesar 60%
Menurunnya Daya Beli
Tahun 2017 merupakan tahun yang dikatakan sebagai tahun penurunan daya beli. Daya beli masyarakat pada tahun 2017 melemah dan itu berdampak signifikan terhadap retail yang menjual barang-barang kebutuhan walaupun kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan sehari-hari.Tercatat pada tahun 2017 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,9% hal itu lebih menurun dibandingkan dengan tahun 2011-2013 yang pertumbuhannya sanggup mencapai 5,3%. Selain itu terjadi perubahan tren berbelanja di kalangan menengah kebawah. Kelas menengah kebawah kini lebih suka mengirit dengan membeli barang yang murah ketimbang membeli barang yang branded. Oleh alasannya ialah itu banyak emiten retail yang mengalami penurunan keuntungan higienis kendati penjualannya meningkat.
Bersaing Dengan Toko Online
Tidak sanggup dipungkiri bahwa kini toko online mulai mengambil pangsa pasar perusahaan ritel secara konsisten dari waktu ke waktu. Toko online tak hanya menjual peralatan dan pakaian bahkan toko online juga sanggup menjual masakan dan minuman. Kini zaman sudah semakin canggih dan orang-orang tak perlu repot lagi kepada pergi ke luar rumah kepada berbelanja. Selain toko online besar toko online kecil-kecilan pun sanggup mengikis pangsa pasar ritel. Saat ini sudah banyak orang-orang yang berbisnis dengan bermodalkan media umum sebagai media pemasaran produknya. Bila tak segera mengikuti keadaan perusahaan ritel akan kalah bersaing dan kebangkrutan semakin di depan mata. Hal ini sudah terjadi di Amerika Serikat dengan banyak tutupnya mall-mall.
Kesimpulan:
Tahun 2017 merupakan tahun yang jelek kepada sektor retail alasannya ialah banyak perusahaan yang membukukan kinerja buruk. Lemahnya daya beli, pergantian gaya berbelanja hingga lalu kompetisi dengan toko online membuat sektor ini masih terlihat kurang cantik kepada investasi. Lebih baik investor wait and see dulu terhadap sektor ini.
Sumber https://www.stockdansaham.com/
0 Response to "Tahun 2017 Emiten Retail Lesu"
Post a Comment