Adira Dinamika Multifinance (Admf) Terlihat Menarik Namun Kurang Likuid
Tuesday, 2 January 2018
Add Comment
Kinerja multifinance di tahun 2017 terlihat sangat manis dengan emiten-emiten yang ada di sektor ini mencatatkan kinerja bertumbuh. Wahana Ottomitra (WOMF) mencetak kenaikan keuntungan higienis lebih dari 190% dan BFI Finance (BFIN) mencetak kenaikan keuntungan higienis sebesar 48%. Selain itu ada lagi emiten yang mencatatkan kinerja manis yaitu Adira Dinamika Multi Finance (ADMF). Sektor multifinance banyak terdapat saham-saham yang undervalue dengan harga yang murah namun kinerjanya mengambarkan bahwa valuasi harga sahamnya salah. ADMF merupakan salah satu emiten tersebut.
Kendati kinerja 5 tahun terakhir biasa saja namun tampaknya ADMF mulai memperlihatkan pertumbuhan yang nyata dan perbaikan terhadap kinerjanya. Pendapatan dan keuntungan bersihnya cenderung naik turun dalam 5 tahun terakhir namun di tahun 2016 memperlihatkan perbaikan. Di tahun 2017 ADMF melanjutkan pertumbuhan bisnisnya dan terbukti dari kenaikan pendapatan dan keuntungan bersihnya. Pendapatan naik dari Rp 8,41 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 9,13 triliun di tahun 2017 atau naik 8,5%. Laba bersihnya naik 39,6% dari Rp 1,009 triliun menjadi Rp 1,409 triliun dalam periode yang sama. Kinerja itu merupakan kinerja yang cukup manis dan sanggup setara dengan kinerja dari BFIN. Selain itu kinerja ADMF melebihi dari nilai valuasi harga sahamnya yang terlihat murah.
Kinerja ADMF Dalam 5 Tahun Terakhir Sumber: Laporan Keuangan ADMF 2016 |
Valuasi Harga Saham
Di tahun 2018 ini saham ADMF sudah melonjak dengan signifikan. Dalam setahun terakhir saja harga sahamnya sudah naik 32% yang mencerminkan perbaikan pada fundamentalnya. Namun keuntungan bersihnya naik 39% berarti harga saham ADMF lebih murah dibandingkan dengan valuasinya di tahun kemarin. Di harga 9150 saham ADMF mempunyai PER 6,5 dan PBV sebesar 1,6 yang artinya sangat murah dibandingkan dengan kinerjanya. Selain itu kelebihan saham ADMF yaitu saham ini termasuk royal dalam membagikan dividennya. Di tahun 2017 ADMF memperlihatkan dividen sebesar Rp 505/lembar yang mencerminkan dividen yield sebesar 5,5% di harga 9150. Nilai dividen ini meningkat dari Rp 332/lembar di tahun 2016. ADMF memperlihatkan peningkatan dividen sejalan dengan kenaikan keuntungan bersihnya. Kecukupan besar dividen di tahun 2018 sanggup meningkat.
Kurang Likuid
Salah satu faktor negatif dari saham ADMF yaitu jumlah transaksi saham ADMF kurang likuid. Seringkali saham ADMF ditransaksikan dengan sedikit lot saja namun terkadang ada pembelian atau penjualan besar dalam ribuan lot tenamun jarang terjadi. Karena kurang likuid saham ini termasuk saham yang susah dijual pada harga yang tertera di pasar. Namun hal ini kerapkali memang terjadi pada saham-saham manis namun tak dipedulikan oleh pasar. Ini merupakan salah satu risiko dalam membeli saham ADMF.
Kesimpulan:
Saham ADMF merupakan salah satu saham yang manis alasannya yaitu kinerjanya yang membaik di tahun 2017. Valuasi harga sahamnya pun juga sangat murah dengan PER dibawah 10 selain itu juga memperlihatkan dividen yield yang besar alasannya yaitu harganya yang murah tersebut. Namun saham ADMF merupakan salah satu saham yang susah dibeli dan susah dijual alasannya yaitu kurang likuid.
PS: Ini hanyalah sekedar informasi kepada para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini menurut fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
Sumber https://www.stockdansaham.com/
PS: Ini hanyalah sekedar informasi kepada para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini menurut fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
0 Response to "Adira Dinamika Multifinance (Admf) Terlihat Menarik Namun Kurang Likuid"
Post a Comment