Batavia Prosperindo Trans (Bptr) Fast Grower?

Belum usang ini Bursa Efek Indonesia kedatangan emiten gres yang gres IPO pada Juli 2018 yaitu Batavia Prosperindo Trans (BPTR). Pasti banyak yang belum mengenal perusahaan ini, maklum BPTR gres didirikan pada Desember 2014 sesampai kemudian perusahaan ini masih menyandang status perusahaan baru. Perusahaan ini bergerak pada penyewaan kendaraan dan logistik. Memang industri penyewaan kendaraan bukanlah industri gres dan sudah ada pemain usang dalam penyewaan kendaraan ibarat Adi Sarana Armada (ASSA), ANJ Rent, Indo Rent dll. mereka yaitu pioneer dalam industri penyewaan kendaraan. Kendati demikian ada hal yang membuat BPTR sangat menarik, yaitu pertumbuhannya. Berikut ini yaitu analisa yang membuat BPTR menarik kepada investasi:

1. Pertumbuhan yang Sangat Pesat

Kendati gres bangun di selesai tahun 2014 namun BPTR merupakan perusahaan yang bertumbuh dengan sangat pesat. Berdasarkan prospektusnya BPTR di tahun 2015 mempunyai pendapatan Rp 6,2 milyar, di tahun 2016 pendapatannya tumbuh menjadi Rp 27,9 milyar dan Rp 60,6 miliar di tahun 2017. Dari tahun 2015 hingga kemudian 2017 pendapatan BPTR tumbuh 10 kali! Kalau dilihat dari bottom line BPTR membukukan kerugian Rp 2 miliar di tahun 2015 kemudian membukukan keuntungan Rp 182 juta di tahun 2016 dan bertumbuh menjadi Rp 3,3 miliar di tahun 2017. Di Q2 2018 inipun BPTR masih bertumbuh dengan kenaikan pendapatan sebesar +130% dan keuntungan higienis +323%. Pertumbuhan yang pesat pada tahun-tahun sebelumnya alasannya skala BPTR masih kecil dan adanya suntikan modal tambahan. Namun tampaknya BPTR memang mempunyai kinerja bertumbuh yang sangat bagus, ini berarti model bisnis BPTR berhasil di pasar penyewaan mobil.

2. Kepemilikan Insider Besar

Tidak salah apabila insider tak mempunyai kepemilikan besar pada suatu perusahaan yang dikelolanya namun apabila anda menemukan saham yang banyak dimiliki insider itu merupakan menunjukan yang manis alasannya hal itu berarti mereka juga berada di posisi yang sama dengan investor sesampai kemudian menawarkan yang terbaik kepada investor juga menguntungkan mereka. Di BPTR ini banyak insider yang mempunyai sahamnya mulai dari komisaris utama, administrator independen dan administrator utama mempunyai sahamnya dalam jumlah yang cukup besar. Direktur Utama BPTR yaitu Paulus Handigdo mempunyai 30.530.000 lembar saham BPTR.

3. Valuasi Murah

Jika melihat BPTR di harga 100 maka valuasinya cukup murah atau sangat undervalue. Book Value BPTR ada di kisaran 100 yang berarti apabila anda membeli di harga 100 maka PBVnya yaitu 1. Dilihat dari keuntungan tahun 2017 maka BPTR mempunyai PER 50 namun di Q2 2018 BPTR sudah membukukan keuntungan higienis sebesar Rp 10,5 miliar apabila perkiraan keuntungan higienis tahun 2018 mencapai Rp 20 miliar maka saham BPTR dihargai dengan PER 7,5 yang artinya sangat murah melihat dari kinerjanya yang pesat bertumbuh.

4. Prospek Cukup Bagus

Kedepannya industri penyewaan kendaraan beroda empat sangat diperlukan mengingat kebutuhan masyarakat Indonesia yang tinggi akan transportasi keluarga dan meningkatnya penduduk kelas menengah. Selain itu tumbuhnya e-commerce membuat kebutuhan akan logistik sangat diperlukan dan berkembang. Oleh alasannya itu prospek penyewaan kendaraan beroda empat cukup cerah kendati adanya transportasi online alasannya penyewaan kendaraan beroda empat sanggup diperlukan tak hanya sekali jalan, jangka waktunya lebih usang sesampai kemudian segmennya jelas berbeda dengan transportasi online.

Kesimpulan:

BPTR merupakan saham yang gres IPO sedikit bulan yang lalu. Namun dengan melihat kinerja masa lalunya maka kita sanggup menyimpulkan bahwa BPTR berkembang pesat dan layak kepada investasi alasannya valuasinya juga yang murah.

Saya membuka jasa konsultasi investasi saham yang murah dan mempunyai track record yang baik. Baca selengkapnya

Sumber https://www.stockdansaham.com/