Perbandingan Valuasi Saham Perbankan Awal 2018
Tuesday, 2 January 2018
Pada tahun kemudian yakni tahun 2017 saham-saham perbankan mengalami kenaikan yang sangat pesat. Rata-rata kenaikan saham perbankan blue chip sanggup naik lebih dari 50% pada sepanjang tahun 2017. Tentu saja kenaikan tersebut terjadi alasannya yaitu saham perbankan di tahun 2016 sangatlah murah. Saham perbankan menyerupai BBRI, BBNI dan BBTN dihargai dengan PER dibawah 10 alias sangat murah apabila dibandingkan dengan kinerjanya yang mencapai double digit. Namun alasannya yaitu kenaikan harga saham yang terjadi secara besar-besaran ini membuat harga sahamnya mulai terlihat mahal. Oleh alasannya yaitu itu pada artikel ini akan dibahas mengenai valuasi saham-saham perbankan terutama saham dengan kapitalisasi yang besar dan status blue chip menyerupai BBCA, BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN.
Dilihat dari kinerjanya pada tahun 2017 emiten perbankan blue chip berkinerja tidak mengecewakan bagus. Secara rata-rata perbankan mencatatkan pertumbuhan kinerja double digit. Dimulai dari BBCA yang mencatatkan kenaikan keuntungan higienis sebesar 13% disertai oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 6% dan pendapatan lain-lain sebesar 11% serta kenaikan penyaluran kredit sebesar 12%. Lalu BBRI yang mencatatkan kenaikan keuntungan higienis sebesar 10% disertai kenaikan penyaluran kredit sebesar 11,4%. Kemudian BMRI yang mencatatkan kinerja fantastis dengan kenaikan keuntungan higienis sebesar 53%, namun perlu diketahui bahwa keuntungan higienis BMRI di tahun 2016 menurun sebesar 32% sesampai kemudian kenaikan lebih dari 50% ini terhitung wajar. Kredit yang disalurkan BMRI tumbuh sebesar 8,7% yang termasuk rendah dari bank yang lain. Selanjutnya yaitu BBNI yang mencatatkan kinerja pertumbuhan keuntungan higienis sebesar 20% dan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 12%, kinerja ini lebih tinggi daripada rata-rata industri perbankan. Lalu yang terakhir yaitu BBTN yang mencatatkan kenaikan keuntungan higienis sebesar 15% dan penyaluran kreditnya naik sebesar 21%, kinerja ini juga diatas rata-rata industri perbankan.
2. Valuasi Harga Saham
Karena harga saham perbankan sudah naik banyak pada sepanjang tahun 2017 maka harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Diantara 5 saham perbankan tersebut saham BBCA memiliki valuasi termahal dengan PER sebesar 24,4 dan PBV sebesar 4,1 di harga 23325. Di posisi kedua yakni saham BMRI yang dihargai dengan PER sebesar 18 dan PBV 1,9 di harga 8000. Di posisi ketiga yaitu saham BBRI dengan PER sebesar 15,4 dan PBV sebesar 2,7 di harga 3650. Di posisi keempat ditempati oleh saham BBTN dengan PER sebesar 12,7 dan PBV sebesar 1,7. Sedangkan di posisi yang paling murah yaitu BBNI dengan PER sebesar 11,6 dan PBV sebesar 1,9. Jika dilihat dari valuasi dibandingkan dengan kinerjanya maka saham BBCA merupakan saham yang termahal kepada ketika ini dan valuasi yang mahal tersebut tak sebanding dengan kinerjanya yang mulai melambat ditambah lagi administrasi hanya menargetkan kepada tumbuh sebesar 8-9% pertahun kepada kedepannya. Saham BBRI terlihat masih normal kendati valuasinya ketika ini lebih mahal dibandingkan dengan valuasinya yang dulu alasannya yaitu pada tahun-tahun kemudian saham BBRI hanya dihargai dibawah PER 15. Hal yang sama juga terjadi pada saham BMRI yang ketika ini dihargai dengan PER 18 padahal dulu saham BMRI dihargai di PER 10. Saham yang menarik yaitu BBNI dan BBTN alasannya yaitu walaupun harga sahamnya sudah naik banyak namun saham BBNI dan BBTN merupakan saham perbankan bumn yang paling murah dan mencatatkan kinerja diatas rata-rata industri.
Kesimpulan:
Harga saham perbankan yang murah di tahun 2016 membuat saham perbankan menjadi naik besar-besaran di tahun 2017 dan membuat harga sahamnya menjadi cukup mahal. Kini harga saham perbankan jauh lebih mahal dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan dengan prospek pertumbuhan yang lebih lambat. Kendati demikian masih terdapat saham perbankan yang murah menyerupai BBNI dan BBTN yang cocok kepada dikoleksi sebagai investasi pada ketika ini.
PS: Ini hanyalah sekedar isu kepada para investor. Risiko dalam berinvestasi ditanggung sendiri oleh masing-masing investor. Info ini hanya berbentuk opini menurut fakta-fakta yang ada.
Dislaimer ON!
Sumber https://www.stockdansaham.com/
Related Posts