Enak Beli Saham Atau Properti? Mari Bandingkan!

Salam kepada semua pengunjung setia stockdansaham.com! Perkenalkan saya Zulbiadi Latief, harapan jadi analis saham terbaik kepada saham syariah he he!. Kali ini saya ingin sedikit menyebarkan soal keunggulan antara investasi saham dengan property. Kira-kira lezat beli saham atau properti?
Banyak yang bilang bila investasi saham itu ‘high risk, high return’. Ya, memang betul demikian. Tapi sebetulnya ungkapan tersebut hanya cocok kepada orang yang belum paham sama sekali bagaimana cara membeli saham bagi pemula dan alur dalam bermain saham, istilahnya trader newbie.
Salam kepada semua pengunjung setia stockdansaham Enak Beli Saham Atau Properti? Mari Bandingkan!
Jika anda masih gres dalam dunia ini kemudian mengalami kerugian dari saham, maka sanggup jadi membenarkan quote tersebut. Tapi perlu diketahui bahwa beli saham dengan property sangat jauh berbeda. Jika seorang yang gres beli property, asalkan sanggup pilih lokasi yang pas dan harganya sesuai dengan harga pasar, maka umumnya nilai asetnya akan cenderung terus naik dari waktu ke waktu. Berbeda dengan beli saham, sepintar apa pun trader gres tersebut, bahkan sekalipun ia dari jurusan ekonomi maka yang namanya kerugian di awal trading kecukupan besarnya akan ia alami.
Mengapa sanggup menyerupai itu? Ya, alasannya yakni yang namanya bergelut di pasar saham seseorang tak hanya harus mengandalkan ilmunya, namun juga pengalaman. Dan sudah pasti, orang yang masih gres belum sanggup mempunyai pengalaman bila belum menjalani aktifitas trading saham yang cukup. Kaprikornus apa solusinya? Ya, si pemula tersebut harus mulai melaksanakan transaksi, entah itu ia mengalami cuan atau rugi maka masing-masing pengalaman tersebut akan jadi modal dasar baginya dalam meningkatkan kemampuannya dalam berinvestasi saham.

Jadi, Enak Beli Saham Atau Properti?  
Menjawab pertanyaan di atas cukup sulit bila dengan kisah saja. Kaprikornus semoga simpel membandingkannya maka saya ingin menyebutkan sederet kelebihan dan kekurangan dari masing-masing instrument investasi tersebut.
Bisa dibilang bila investasi properti itu Minim resiko. Masalanya cukup hanya bila terjadi kebakaran atau tragedi alam, namun itu jarang terjadi. Dan bila dilindungi dengan asuransi cukup resiko menyerupai ini sanggup dihindari. Hanya saja, orang yang ingin mengasuransikan rumahnya jumlahnya sanggup kita hitung jari. Ini saya ketahui ketika gres lulus kuliah dan mencoba jadi marketing asuransi di perusahaan swasta. Memang betul hampir tak ada orang yang tertarik dengan asuransi ini, kecuali dari forum atau perusahaan yang merasa asetnya perlu dilindungi dengan asuransi.
Selain itu, properti punya huruf simpel naik nilai atau harga jualnya. Tapi itu kembali lagi ke lekasinya. Kalau salah menentukan lokasi maka sanggup jadi harga jualnya tak naik, malah semakin tahun semakin turun. Contohnya, banyak orang yang beli tanah di erat tempat pantai di kota Semarang ketika ini mencicipi dampak penurunan nilai investasinya, bahkan ada yang rugi besar, alasannya yakni hampir semua tanahnya terendam air rob akhir efek dari pemanasan global dan pengrusakan lingkungan.
Bicara soal imbal hasil dari investasi properti, saya punya hitung-hitungan sendiri. Kaprikornus begini, saya sendiri pernah beli rumah seharga Rp200 juta, waktu itu saya tanya ke pemiliknya ‘Bapak dulu belinya berapa ya?” Kata pemiliknya “Cuma 20 juta, namun 10 tahun lalu”. Nah bila kita hitung-hitung maka laba investasinya yakni 1000%. Tapi coba anda hitung, laba 1000% itu kan alasannya yakni diubahsuaikan dengan harganya sekarang. Coba bila uang tersebut digunakan beli rumah lagi, kan tetap sama harus mengeluarkan dana kurang lebih 200juta juga. Berbeda bila beli saham, hari ini untung 100 persen, besoknya kita sanggup cari lagi saham murah yang jauh dari harga saham yang sudah kita jual. Bukan begitu?
Dan bicara soal sisi negative dari investasi properti, banyak jago keuangan menyebutkan bahwa property termasuk investasi yang tak likuid. Maksudnya, bila ingin dijual tak secepat bila kita ingin menjual instrument investasi lain, menyerupai emas atau saham. Kaprikornus kita harus pasang iklan dulu, kemudian perundingan berkali-kali, pokoknya jual rumah tak semudah membelinya. Belum lagi soal urusan ke notaris dan tetek bengek lainnya.
Lalu bagiamana dengan investasi saham?
Pertama kita bahas dulu soal likuiditasnya. Kalau saham, apabila Anda ingin menjualnya maka sanggup saya katakana bila prosesnya tak butuh waktu semenit, asalkan sudah pas harganya sanggup pribadi melaksanakan offer di harga bid tertingginya. Dan sesudah itu, bila contohnya ingin dilakukan penarikan dana ke rekening pribadi maka waktunya tak hingga seminggu sudah sanggup masuk dananya. Jadi, intinya, investasi saham itu simpel transaksinya dan sanggup pribadi diuangkan kapan saja kita ingin.
Dan adapun soal imbal hasilnya, soal ini jangan ditanya alasannya yakni faktanya banyak sekali. Sebagai teladan yang paling real yakni mari kita melihat profil dan kisah sukses dari Warren Buffett. Beliau konon memulai investasinya dari modal $100 saja, sekalipun ia terbantu dari dana Private Equity dari rekan dan partnernya, namun prestasinya hingga kemudian sanggup menjadi orang terkaya nomor 1 di dunia yakni bukti kasatmata bila investasi saham itu alhasil berlipat-lipat dan bahkan berkali lipat dari investasi property. Tapi, yah.. kembali lagi ke kemampuan masing-masing investor dalam mengelola portofolionya.
Wassalam.

Artikel ini ditulis oleh Zulbiadi Latief (Owner Analis.co.id)

Sumber https://www.stockdansaham.com/

Related Posts

0 Response to "Enak Beli Saham Atau Properti? Mari Bandingkan!"

Post a Comment