Review Bulanan Pasar April 2018
Tuesday, 2 January 2018
Add Comment
Pada sepanjang bulan April IHSG bergerak turun dengan sangat signifikan. Pada tanggal 2 April IHSG dibuka dengan nilai 6194 dan ditutup pada tanggal 30 April sebesar 5994 terkoreksi sebesar -3,2%. Untuk nilai tukar rupiah terhadap US Dollar bergerak melemah dari 13.741 pada 2 April menjadi 13.912 pada 30 April. Harga minyak mentah WTI mengalami kenaikan di bulan April dari $64,9/bbl pada 2 April menjadi $68,5/bbl pada 30 April atau meningkat sebesar 5,5% dalam sebulan. Harga emas dunia bergerak fluktuatif dengan kecenderungan sideways dari $1.327/oz menjadi $1.316/oz sepanjang bulan April dengan kecenderungan turun di tamat bulan.
Berikut ini ialah hightlight gosip emiten di Bursa Efek Indonesia pada bulan April 2018:
1. Ace Hardware (ACES)
Sumber https://www.stockdansaham.com/
Berikut ini ialah hightlight gosip emiten di Bursa Efek Indonesia pada bulan April 2018:
1. Ace Hardware (ACES)
Sepanjang 2017, PT Ace Hardware Indonesia Tbk. membukukan penjualan sebesar Rp5,94 triliun atau naik 20,32% dari raihan 2016 yang tercatat sebesar Rp4,93 triliun. Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang dipublikasikan Sabtu (31/3/2018), penjualan emiten berkode saham ACES itu terdiri atas produk perbaikan rumah senilai Rp3,31 triliun, produk gaya hidup Rp2,39 triliun, dan produk mainan Rp176,2 miliar. Di sisi lain, beban pokok penjualan ACES pada tahun kemudian mencapai Rp3,1 triliun sesampai kemudian keuntungan kotor yang dibukukan mencapai Rp2,83 triliun. Setelah dikurangi beban perjuangan dan beban lainnya, keuntungan perjuangan ACES pada 2017 mencaai Rp968,35 miliar. Sementara itu, keuntungan higienis atau keuntungan tahun berjalan yang sanggup diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp777,73 miliar atau naik 9,45% dibandingkan dengan capaian 2016 sebesar Rp710,58 miliar.
2. Mitra Adiperkasa (MAPI)
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) membukukan pendapatan higienis sebesar Rp 16,3 triliun para tahun 2017. Angka ini naik 15% dari pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 14,1 triliun. Mengutip keterbukaan yang dirilis perusahaan ritel ini, keuntungan higienis yang meningkat 60,52% dari Rp 208,47 miliar pada 2016 menjadi Rp 334,65 miliar pada 2017. Tahun 2017 ialah tahun yang sulit bagi industri ritel, makanya Mitra Adiperkasa sempat melaksanakan penutupan sejumlah gerai yang tak menguntungkan.
3. Bumi Resources (BUMI)
PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan kerikil bara telah merilis kinerja keuangan 2017. Perseroan membukukan kenaikan keuntungan signifikan, tenamun pendapatan turun. Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) PT Bumi Resources Tbk catatkan keuntungan yang sanggup diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 451,39 persen menjadi USD 373,25 juta pada 2017. Padahal pada 2016, perseroan membukukan keuntungan hanya USD 67,69 juta. Kenaikan keuntungan signifikan itu tak diikuti pendapatan. PT Bumi Resources Tbk mencatatkan pendapatan turun 25,69 persen menjadi USD 17,36 juta. Namun keuntungan bruto perseroan tercatat USD 17,36 juta pada 2017.
4. Bukit Asam (PTBA)
Emiten tambang PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) membagikan dividen Rp3,35 triliun atau 75% dari total keuntungan higienis 2017. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyampaikan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2017, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp3,35 triliun. Jumlah dividen tunai itu mencapai 75% dari total keuntungan higienis 2017 senilai Rp4,47 triliun. Menurutnya, administrasi PTBA mengusulkan besaran dividend payout ratio (DPR) sesuai perencanaanya sebelumnya di kisaran. Namun, lantaran pemegang saham mempunyai kepentingan yang lebih besar, dewan perwakilan rakyat dinaikkan menjadi 75%.'Jumlah dividen kali ini terbesar [sepanjang sejarah] yang penah diberikan PTBA kepada shareholder,' paparnya sehabis RUPS
5. Astra International (ASII)
PT Astra International Tbk (ASII) berencana melancarkan perluasan ke sejumlah sektor bisnis. Salah satu lini bisnis yang terus dikembangkan ialah infrastruktur jalan tol. Manajemen ASII masih membuka pintu terhadap investasi jalan tol. Saat ini, ASII terus mempelajari peluang bisnisnya, termasuk pada planning pemerintah mendivestasikan aset-aset BUMN di sektor jalan tol. 'Kami berminat, terutama kepada bisnis jalan tol di Trans Jawa,' ungkap Investor Relation ASII Tira Ardianti, Rabu (18/4). Minat Grup Astra kepada menggarap ruas jalan tol Trans Jawa bukan tanpa pertimbangan. Menurut Tira, lalulintas yang lebih tinggi di jalan tol Trans Jawa menjadi salah satu alasan ASII fokus menggarap jalan tol tersebut. Saat ini, Grup Astra sudah membenamkan investasinya di sejumlah ruas jalan tol. Seperti ruas jalan tol Tangerang–Merak sepanjang 72,4 kilometer, ruas jalan tol Jombang-Mojokerto (40,5 km), ruas tol Cikopo–Palimanan (116 km), ruas tol Kunciran–Serpong (11,2 km) dan ruas tol Serpong–Balaraja (39,8 km).
6. Kimia Farma (KAEF)
Perseroan farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tengah melaksanakan due diligence kepada mengakuisisi rumah sakit sejalan dengan planning perluasan anorganik perseroan pada 2018.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menterangkan bahwa masih dilakukan proses due diligence kepada planning akuisisi tahun ini. Menurutnya, tahapan penjajakan tersebut dilakukan terhadap satu perseroan dan tiga rumah sakit. Honesti menargetkan sanggup mengakuisisi satu perseroan farmasi dan satu rumah sakit. Perseroan menganggarkan dana Rp2,3 triliun kepada planning agresi korporasi tersebut. “Saat ini kami belum mempunyai rumah sakit. Akuisisi rumah sakit diharapkan kepada melengkapi portofolio bisnis Kimia Farma,” terangnya di Jakarta
7. M Cash Integrasi (MCAS)
PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) mencatatkan kenaikan pendapatan lebih dari empat kali lipat pada kuartal I-2018 menjadi Rp 809,9 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, MCAS hanya meraup pendapatan Rp 193,97 miliar. Laba emiten ini pun melonjak menjadi Rp 21,8 miliar di sepanjang kuartal I-2018. Padahal, di kuartal I-2017 M Cash gres mencatatkan keuntungan sebesar Rp 926 juta.
Meski begitu, berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dilaporkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok penjualan perusahaan mencatatkan kenaikan yang signifikan pula yakni sebesar Rp 769 miliar atau naik 301% dibandingkan dengan beban penjualan di kuartal I-2017 yakni sebesar Rp 191 miliar. Per Maret 2018, M Cash mempunyai total aset Rp 745,11 miliar, tumbuh 31,09% apabila dibandingkan dengan tamat 2017 sebesar Rp 568,40 miliar. Sebagai informasi saja, MCAS merupakan salah satu perusahaan start up yang mencatatkan diri di BEI semenjak tahun lalu. Sejak IPO, saham perusahaan ini sudah mencatatkan kenaikan sebesar 57%.
8. Wijaya Karya (WIKA)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terbilang cukup aktif menggarap proyek-proyek di luar negeri. Salah satu proyek yang tengah dikerjakan ialah pembangunan perumahan susun di Aljazair. Direktur Operasi III Destiawan Soewardjono mengatakan, dalam proyek senilai Rp 2,2 triliun itu WIKA akan membangun perumahan susun dengan total hampir 5 ribu unit. Menariknya kepada menggarap proyek tersebut WIKA mengirim pekerja dari Indonesia yang akan dikombinasikan dengan pekerja setempat. Total akan ada 1.500 pekerja Indonesia yang dikirim ke Aljazair.
9. Wom Finance (WOMF)
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk., emiten yang bergerak di bidang pembiayaan, membukukan pertumbuhan keuntungan higienis hingga kemudian 98% sepanjang kuartal I/2018. Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. Zacharia Susanbaru sajaredja menyampaikan pada triwulan pertama pihaknya membukukan keuntungan higienis senilai Rp55 miliar. Realisasi itu dinilai bertumbuh 98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp28 miliar. Menurutnya, realisasi itu ditopang oleh kinerja penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp1,8 triliun atau meningkat sebesar 53% dari kuartal pertama tahun sebelumnya.
10. Adi Sarana Armada (ASSA)
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) catatkan kinerja nyata di kuartal I-2018.
Dari laporan keuangan yang dirilis Rabu (25/4), pendapatan Adi Sarana Armada sebesar Rp 450,83 miliar, naik 9,75% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak Rp 410,92 miliar. Alhasil keuntungan higienis meningkat menjadi Rp 41,09 miliar atau naik 86,3% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak Rp 22,9 miliar. Adapun total aset pada kuartal I-2018 meningkat menjadi Rp 3,35 triliun atau naik 1,5% dari periode sama tahun kemudian sebanyak Rp 3,30 triliun.Hindra Tanujaya, Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk menterangkan, tahun ini perusahaan tersebut menargetkan kenaikan keuntungan higienis tahun antara 25%-30%.
Emiten tambang PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) membagikan dividen Rp3,35 triliun atau 75% dari total keuntungan higienis 2017. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyampaikan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2017, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp3,35 triliun. Jumlah dividen tunai itu mencapai 75% dari total keuntungan higienis 2017 senilai Rp4,47 triliun. Menurutnya, administrasi PTBA mengusulkan besaran dividend payout ratio (DPR) sesuai perencanaanya sebelumnya di kisaran. Namun, lantaran pemegang saham mempunyai kepentingan yang lebih besar, dewan perwakilan rakyat dinaikkan menjadi 75%.'Jumlah dividen kali ini terbesar [sepanjang sejarah] yang penah diberikan PTBA kepada shareholder,' paparnya sehabis RUPS
5. Astra International (ASII)
PT Astra International Tbk (ASII) berencana melancarkan perluasan ke sejumlah sektor bisnis. Salah satu lini bisnis yang terus dikembangkan ialah infrastruktur jalan tol. Manajemen ASII masih membuka pintu terhadap investasi jalan tol. Saat ini, ASII terus mempelajari peluang bisnisnya, termasuk pada planning pemerintah mendivestasikan aset-aset BUMN di sektor jalan tol. 'Kami berminat, terutama kepada bisnis jalan tol di Trans Jawa,' ungkap Investor Relation ASII Tira Ardianti, Rabu (18/4). Minat Grup Astra kepada menggarap ruas jalan tol Trans Jawa bukan tanpa pertimbangan. Menurut Tira, lalulintas yang lebih tinggi di jalan tol Trans Jawa menjadi salah satu alasan ASII fokus menggarap jalan tol tersebut. Saat ini, Grup Astra sudah membenamkan investasinya di sejumlah ruas jalan tol. Seperti ruas jalan tol Tangerang–Merak sepanjang 72,4 kilometer, ruas jalan tol Jombang-Mojokerto (40,5 km), ruas tol Cikopo–Palimanan (116 km), ruas tol Kunciran–Serpong (11,2 km) dan ruas tol Serpong–Balaraja (39,8 km).
6. Kimia Farma (KAEF)
Perseroan farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tengah melaksanakan due diligence kepada mengakuisisi rumah sakit sejalan dengan planning perluasan anorganik perseroan pada 2018.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menterangkan bahwa masih dilakukan proses due diligence kepada planning akuisisi tahun ini. Menurutnya, tahapan penjajakan tersebut dilakukan terhadap satu perseroan dan tiga rumah sakit. Honesti menargetkan sanggup mengakuisisi satu perseroan farmasi dan satu rumah sakit. Perseroan menganggarkan dana Rp2,3 triliun kepada planning agresi korporasi tersebut. “Saat ini kami belum mempunyai rumah sakit. Akuisisi rumah sakit diharapkan kepada melengkapi portofolio bisnis Kimia Farma,” terangnya di Jakarta
7. M Cash Integrasi (MCAS)
PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) mencatatkan kenaikan pendapatan lebih dari empat kali lipat pada kuartal I-2018 menjadi Rp 809,9 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, MCAS hanya meraup pendapatan Rp 193,97 miliar. Laba emiten ini pun melonjak menjadi Rp 21,8 miliar di sepanjang kuartal I-2018. Padahal, di kuartal I-2017 M Cash gres mencatatkan keuntungan sebesar Rp 926 juta.
Meski begitu, berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dilaporkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok penjualan perusahaan mencatatkan kenaikan yang signifikan pula yakni sebesar Rp 769 miliar atau naik 301% dibandingkan dengan beban penjualan di kuartal I-2017 yakni sebesar Rp 191 miliar. Per Maret 2018, M Cash mempunyai total aset Rp 745,11 miliar, tumbuh 31,09% apabila dibandingkan dengan tamat 2017 sebesar Rp 568,40 miliar. Sebagai informasi saja, MCAS merupakan salah satu perusahaan start up yang mencatatkan diri di BEI semenjak tahun lalu. Sejak IPO, saham perusahaan ini sudah mencatatkan kenaikan sebesar 57%.
8. Wijaya Karya (WIKA)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terbilang cukup aktif menggarap proyek-proyek di luar negeri. Salah satu proyek yang tengah dikerjakan ialah pembangunan perumahan susun di Aljazair. Direktur Operasi III Destiawan Soewardjono mengatakan, dalam proyek senilai Rp 2,2 triliun itu WIKA akan membangun perumahan susun dengan total hampir 5 ribu unit. Menariknya kepada menggarap proyek tersebut WIKA mengirim pekerja dari Indonesia yang akan dikombinasikan dengan pekerja setempat. Total akan ada 1.500 pekerja Indonesia yang dikirim ke Aljazair.
9. Wom Finance (WOMF)
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk., emiten yang bergerak di bidang pembiayaan, membukukan pertumbuhan keuntungan higienis hingga kemudian 98% sepanjang kuartal I/2018. Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. Zacharia Susanbaru sajaredja menyampaikan pada triwulan pertama pihaknya membukukan keuntungan higienis senilai Rp55 miliar. Realisasi itu dinilai bertumbuh 98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp28 miliar. Menurutnya, realisasi itu ditopang oleh kinerja penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp1,8 triliun atau meningkat sebesar 53% dari kuartal pertama tahun sebelumnya.
10. Adi Sarana Armada (ASSA)
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) catatkan kinerja nyata di kuartal I-2018.
Dari laporan keuangan yang dirilis Rabu (25/4), pendapatan Adi Sarana Armada sebesar Rp 450,83 miliar, naik 9,75% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak Rp 410,92 miliar. Alhasil keuntungan higienis meningkat menjadi Rp 41,09 miliar atau naik 86,3% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak Rp 22,9 miliar. Adapun total aset pada kuartal I-2018 meningkat menjadi Rp 3,35 triliun atau naik 1,5% dari periode sama tahun kemudian sebanyak Rp 3,30 triliun.Hindra Tanujaya, Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk menterangkan, tahun ini perusahaan tersebut menargetkan kenaikan keuntungan higienis tahun antara 25%-30%.
Sumber https://www.stockdansaham.com/
0 Response to "Review Bulanan Pasar April 2018"
Post a Comment