Saham Dividen Yang Manis Dibeli Pada Mei 2018

Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian -3,2%. Isu trade war, pelemahan rupiah membuat IHSG terperosok dengan sangat dalam semenjak awal tahun 2018 yang membuat tahun 2018 merupakan salah satu start terburuk kepada IHSG. Namun alasannya hal ini pula saham-saham menjadi banyak yang terdiskon dan tak terkecuali dengan saham-saham anggun yang secara konsisten menunjukkan dividen. Oleh alasannya itu penurunan IHSG bukanlah sebuah keburukan namun ialah peluang emas kepada mengoleksi saham-saham anggun di harga yang murah.
 Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian  Saham Dividen yang Bagus Dibeli Pada Mei 2018

Di Bursa Efek Indonesia ada banyak saham yang menunjukkan dividen. Ada yang menunjukkan dividen dengan persentase yang besar dari harganya dan ada pula yang kecil. Investor sebaiknya menghindari jumlah dividen yang terlampau besar alasannya dividen itu sulit kepada berulang di tahun-tahun berikutnya sesampai kemudian tak cocok kepada investasi jangka panjang. Dividen yang baik ialah yang jumlahnya normal namun bertumbuh tiap tahunnya mengikuti keuntungan dari perusahaannya. Pertumbuhan dividen yang terus menerus dalam bertahun-tahun akan membuat investornya balik modal hanya dari dividen tersebut. Langsung saja berikut ialah daftarnya:
1. Pembangunan Perumahan (PTPP)
 Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian  Saham Dividen yang Bagus Dibeli Pada Mei 2018Kinerja PTPP pada Q1 2018 terbilang anggun alasannya membukukan kinerja yang konsisten bertumbuh. Pada Q1 2018 pendapatan PTPP meningkat 26% dan keuntungan bersihnya meningkat sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun kemudian (year on year). Selain itu PTPP juga berhasil mendapat kontrak yang meningkat 44%. Saat ini harga saham PTPP sudah sangat terdiskon dan dihargai dengan PER 9,3 dan PBV 1,2 diharga 2200 yang artinya sudah cukup murah kepada saham yang secara konsisten membukukan pertumbuhan secara konsisten dalam 3 tahun terakhir. Selain itu PTPP menunjukkan dividen yield sebesar 2,15% di harga tersebut.

2. Waskita Karya (WSKT)
 Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian  Saham Dividen yang Bagus Dibeli Pada Mei 2018
Pasar saham menunjukkan eksekusi yang berat kepada saham-saham kontraktor dan yang paling terkena dampaknya ialah saham WSKT. Namun alasannya pertumbuhan bisnis WSKT yang pesat membuat sahamnya menjadi lebih stabil dibandingkan dengan saham kontraktor yang lain. Namun bekerjsama saham WSKT tak layak kepada mendapat valuasi yang sangat murah ibarat ketika ini. Itu alasannya pertumbuhan pendapatan dan keuntungan bersihnya sangatlah pesat alasannya tiap tahun WSKT selalu membukukan pertumbuhan lebih dari 100%. Pada Q1 2018 juga demikian WSKT membukukan keuntungan higienis yang meningkat sebesar 313% dan pendapatan yang meningkat 68%! Terbukti bahwa WSKT merupakan salah satu emiten yang mempunyai pertumbuhan pesat secara konsisten. Namun yang mengkhawatirkan ialah perolehan kontraknya pada Q1 2018 yang menurun sebesar 69% dan hanya setara 5% dari sasaran perolehan kontrak di tahun 2018. Kendati mengkhawatirkan namun proyek yang ada di tangan WSKT masih sebesar Rp 90 triliun yang masih cukup kepada pertumbuhannya di tahun 2018. Saat ini WSKT diperdagangkan dengan PER 7 dan PBV 1,7 yang mengambarkan saham WSKT termasuk murah alasannya dulunya WSKT pernah dihargai dengan PER 20-30 ibarat halnya saham PTPP di kurun kejayaan saham konstruksi di tahun 2014-2015. Saham WSKT menunjukkan dividen yield sebesar 2,85% dan nilai dividennya selalu meningkat dari tahun ke tahun.

3. Adira Dinamika Multifinance (ADMF)
 Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian  Saham Dividen yang Bagus Dibeli Pada Mei 2018
Kinerja multifinance terus bertumbuh di tahun 2018 dengan pesat. Salah satu multifinance yaitu ADMF membukukan kinerja Q1 2018 yang bagus. Laba bersihnya meningkat 35% dan ditopang pertumbuhan pendapatan sebesar 13,3%. Dalam 3 tahun terakhir kinerja ADMF selalu bertumbuh diatas 30% dan tampaknya di tahun ini hal itu tak terlalu berubah. Nilai dividennya juga selalu meningkat dari tahun ke tahun mengikuti pertumbuhan keuntungan bersihnya. Saham ADMF diperdagangkan dengan PER 5,9 dan PBV 1,4 di harga 8300. Karena harganya sangat murah maka nilai dividen yieldnya juga besar yakni sebesar 8,5% di harga tersebut.

4. Adi Sarana Armada (ASSA)
 Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian  Saham Dividen yang Bagus Dibeli Pada Mei 2018Tidak henti-hentinya saya merekomendasikan ASSA alasannya memang bisnisnya terlihat terus bertumbuh dan valuasinya yang murah membuat saham ini layak kepada investasi jangka panjang. Pada Q1 2018 ASSA membukukan pertumbuhan keuntungan higienis sebesar 86% dengan kenaikan pendapatan sebesar 9,75% secara year on year. Itu artinya profit margin ASSA meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan ketika ini NPM ASSA berada di level 9% yang artinya masih banyak ruang bertumbuh kedepannya. Saham ASSA dihargai murah dengan PER 9,6 dan PBV sebesar 1,0 di harga 290. Selain itu saham ASSA juga menunjukkan dividen yield sebesar 4,15% di harga yang sama. Perlu diketahui bahwa nilai dividen di tahun 2017 tiga kali lipat dari nilai dividen pada tahun 2015 alasannya pertumbuhan dividennya mengikuti pertumbuhan keuntungan bersihnya yang pesat.

5. Bank Negara Indonesia (BBNI)
 Akhir April ditutup dengan penurunan IHSG yang cukup besar yakni hingga kemudian  Saham Dividen yang Bagus Dibeli Pada Mei 2018
Salah satu bank BUMN yang membukukan pertumbuhan pesat dan sehat dibandingkan dengan bank BUMN yang lain. Pada Q1 2018 keuntungan higienis sebesar 13,3% dan pertumbuhan kredit sebesar 10,8% yang diatas rata-rata industri perbankan sebesar 9%. Perlu diketahui bahwa BBNI mencetak pertumbuhan keuntungan higienis yang konsisten dalam 3 tahun terakhir serta nilai dividennya juga bertumbuh. Saat ini saham BBNI dihargai dengan PER 11,1 dan PBV 1,5 diharga 8100 yang terlihat normal dibandingkan dengan pertumbuhannya. Selain itu saham BBNI menunjukkan dividen yield sebesar 3,15% diharga tersebut.

Kesimpulan:
Penurunan IHSG membuat banyak saham menjadi terdiskon dan dihargai murah hal itu terjadi pada kelima saham tersebut. Investor sejati tak merasa takut akan penurunan IHSG melainkan semakin bahagia alasannya sanggup mendapat saham di harga yang lebih murah.
Sumber https://www.stockdansaham.com/

Related Posts

0 Response to "Saham Dividen Yang Manis Dibeli Pada Mei 2018"

Post a Comment