Menjadi Trader Tidak Damai Sedangkan Menjadi Investor Hidup Tenang
Monday, 1 January 2018
Add Comment
Dilihat dari sisi psikologis menjadi trader memang terasa menantang. Setiap hari seorang trader akan memantau pergerakan harga saham dan mencari peluang yang ada baik saham yang lagi turun ataupun yang lagi naik. Pergerakan pasar yang fluktuatif atau volatilitas pasar menjadi hari ini seorang trader kepada mendapat hari ini mendulang cuan. Terkadang analisanya benar dan mendapat cuan namun terkadang pula realita tak seindah ekspektasi sesampai lalu pasar bergerak dari yang diperlukan dan seorang trader akan menderita kerugian. Sedangkan investor tetap damai dalam menghadapi volatilitas pasar lantaran yang investor lihat ialah nilai intrinsiknya. Dalam artikel ini akan dibahas perbedaan beban mental yang dihadapi seorang trader dan seorang investor dalam menghadapi volatilitas pasar:
1. Beban Mental yang Tinggi Untuk Seorang Trader
Trader harus bergerak cepat dalam mengeksekusi ordernya dan memilih titik masuk dan titik keluar pada setiap trading plannya. Seringkali seorang trader tak sanggup membeli suatu saham pada harga yang diperlukan dan hal tersebut menjadikan trading plannya gagal dan membuat trader frustrasi. Belum lagi realita yang ada di lapangan berbeda dengan yang diperlukan yaitu contohnya saja membeli di support berpengaruh namun harga tetap turun dan menjadikan cut loss. Seringkali melaksanakan cut loss akan membawa beban mental yang tinggi kepada mendapat profit besar pada trade selanjutnya dan faktor emosi sangat tinggi dalam mempengaruhi seorang trader. Apalagi kepada seorang swing trader yang mempunyai sasaran harian hingga lalu mingguan akan membuat swing trader menjadi terus fokus pada saham tradingnya setiap hari dan memikirkannya secara terus menerus. Hal ini akan mengganggu kegiatan lantaran terus-terusan ingin memonitor tradingnya. Menatap monitor trading secara terus menerus taklah produktif dan pikiran seorang trader akan tak damai lantaran harus memantau tradingnya dan ini membuat hati tak tenang. Akibatnya orang tersebut akan tak produktif dan tak fokus dalam bekerja di dunia nyata. Seorang yang masih bergantung pada pekerjaan utamanya tak dianjurkan kepada melaksanakan trading lantaran akan mengganggu performa kinerjanya di dunia nyata. Seorang yang bergantung pada trading kepada menghidupi kehidupannya juga sebaiknya tak melakukannya lantaran risiko trading sangatlah tinggi, bear market ataupun crash akan membuat tradingnya kacau balau. Sangat tak dianjurkan kepada trading for living, namun dividen for living yang terbaik. Hal itu lantaran dividen lebih gampang diprediksi sesampai lalu kondusif kepada kebutuhan kehidupan.
2. Investor Tetap Tenang
Berbeda dari seorang trader volatilitas pasar tak membuat pikiran seorang investor menjadi pusing. Sama halnya dengan seorang trader volatilitas pasar merupakan sebuah peluang namun investor tak fokus pada volatilitas pasar secara terus-menerus. Hal itu lantaran yang dicari dari seorang investor ialah nilai intrinsiknya dan nilai intrinsik ini jarang berubah dalam jangka pendek dan kecukupan besar meningkat dalam jangka panjang. Ketika suatu saham yang dimiliki seorang investor turun dan mendasar tetap manis maka ia tak akan panik dan justru melihatnya sebagai peluang kepada menambah kembali lagikan seorang trader kecukupan besar akan melaksanakan cut loss saat harganya turun besar. Seorang investor akan tetap damai dan menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan biasa menyerupai halnya tak berinvestasi. Tentu saja mereka dianjurkan kepada tetap membaca dan melihat perkembangan perusahaan yang diinvestasikannya namun pemberitaan dan laporan keuangan taklah muncul setiap hari. Seorang investor saham paham bahwa investasi hanyalah sebuah pekerjaan sambilan dengan bonus dividen yang mereka rasakan setiap tahunnya. Oleh lantaran itu mereka tetap fokus dalam mengejar karir sembari menunggu investasinya membuahkan hasil dengan metode beli dan tahan. Yang dikejar seorang investor saham hanyalah mengalahkan pasar, apabila pasar (IHSG) naik 10% dan portfolionya naik 20% itu sudah sangat manis dan apabila pasar turun -10% lagikan portfolionya hanya turun -5% itu juga sangat manis lantaran kebanyakan reksadana saham tak bisa melakukannya.
Kesimpulan:
Trading memang menegangkan dan menawarkan tantangan hal itulah yang membuat kebanyakan orang kepada mencoba trading saham. Kebanyakan orang berpikir bahwa trading saham sangat gampang dilakukan namun pada kenyataannya sangat sulit kepada diterapkan. Beban emosi yang dirasakan seorang trader jauh lebih besar dengan yang dirasakan investor. Beban mental ini akan membuat seorang trader menjadi tak produktif di dunia nyata.
Saya membuka jasa konsultasi investasi saham yang murah dan mempunyai track record yang baik. Baca selengkapnya
Sumber https://www.stockdansaham.com/
0 Response to "Menjadi Trader Tidak Damai Sedangkan Menjadi Investor Hidup Tenang"
Post a Comment