Stop Membeli Saham-Saham Jelek

Akhir-akhir ini terdengar banyak dongeng pahit bermacam macam investor retail yang mempunyai saham dan tak sanggup menjualnya alasannya tersangkut masalah. Selain itu sahamnya mengalami penurunan alasannya terdapat persoalan yang ada pada perusahaan dibaliknya. Apakah anda ingin bernasib menyerupai itu alasannya membeli saham-saham yang buruk pengelolaannya dan kinerjanya? Secara budi memang seorang investor seharusnya menghindari saham-saham yang menyerupai ini namun apa daya kerapkali budi dikalahkan oleh faktor psikologis yaitu salah satunya saham ini sudah jatuh banyak dan terlihat sangat murah. Padahal kenyataannya yang ada saham tersebut bukanlah murah melainkan murahan
akhir ini terdengar banyak dongeng pahit bermacam macam investor retail yang mempunyai saham  Stop Membeli Saham-Saham Jelek

Saham buruk memang terlihat menarik hati alasannya valuasinya yang terlihat murah dan harganya yang sudah turun dengan sangat banyak sekali. Investor berpikir bahwa membeli saham yang demikian merupakan sebuah investasi yakni value investing. Mereka berpikir bahwa harganya yang mulai stabil dan valuasinya yang murah membuat sahamnya kondusif dan tak cukup kepada jatuh lebih dalam lagi serta berpotensi kepada kembali diharganya yang tinggi di masa lalu. Namun kenyataannya membeli saham di perusahaan yang buruk terutama yang mempunyai administrasi buruk taklah produktif kerugian yang besarlah yang akan dialami. Sejatinya saham mengikuti kinerja perusahaan dibaliknya. Apabila perusahaan tersebut membukukan kerugian dan mempunyai nilai hutang yang tinggi maka perusahaan tersebut sanggup berpotensi melarat dan hanya sedikit yang tersisa kepada para pemegang saham atau bahkan tak sama sekali.
Data Usang Masa Lalu
Ya ya banyak investor yang menyayangkan kinerja emiten ketika ini dengan berpatokan pada data masa kemudian yang cemerlang. Mereka mengharapkan akan adanya perubahan dalam administrasi yang membuat keadaan perusahaan bermetamorfosis lebih baik. Dear investor, that's wishing not investing. Memang apabila kita melihat data masa kemudian maka perusahaan tersebut terlihat manis dan layak investasi. Namun kita harus melihat ke masa depan alasannya perhanya masa kemudian manis apabila masa depan suram. Kinerja saham akan bergerak pada data-data yang ada di masa depan dan cukup sedikit berpatokan pada data masa lalu. Mungkin ketika ini perusahaan membukukan laba yang besar namun apabila kedepannya perusahaan membukukan kerugian maka harga sahamnya sanggup jatuh.

Emosi Mengalahkan Logika
Banyak yang sudah terlanjur membeli namun tak ingin menjual dengan kerugian alasannya sayang dengan sahamnya. Mereka berdoa semoga saham tersebut kembali lagi pada masa kejayaannya, sekali lagi that's wishing, not investing. Investing itu ialah membeli saham yang berprospek manis di masa depan dan dana yang terparkir pada perusahaan buruk sangat tak produktif. Kerugian anda sanggup terus bertambah seiring berita-berita buruk yang datang, alih-alih kembali untung yang ada malah buntung. Oleh alasannya itu sebagai investor anda tak hanya berani membeli namun juga harus berani menjual meskipun dalam keadaan rugi dan move on

Kesimpulan:
Banyak investor yang salah menilai saham yang mempunyai nilai dengan saham yang mempunyai jebakan. Investor sebaiknya melaksanakan cut loss apabila terlihat sesuatu yang buruk dalam suatu saham sebelum terlambat. Dengan melaksanakan cut loss dan beralih pada saham yang mempunyai prospek cerah akan membuat modal anda naik kembali dan balasannya membayar kerugian anda. 

Sumber https://www.stockdansaham.com/

Related Posts

0 Response to "Stop Membeli Saham-Saham Jelek"

Post a Comment